Sabtu, 28 Januari 2017

proposal budi daya ikan



A.    Latar Belakang
Budidaya ikan lele, baik dalam bentuk pembenihan maupun pembesaran mempunyai prospek yang cukup baik. Permintaan konsumen akan keberadaan ikan lele semakin meningkat. Dengan teknik pemeliharaan yang baik maka akan diperoleh hasil budidaya yang memuaskan dan diminati konsumen, ikan lele merupakan salah satu primadona budidaya ikan air tawar. Permintaannya yang tidak pernah sepi, terutama untuk konsumsi masyarakat dan warung pecel lele, tidak sesulit ikan air tawar lainnya. Selain itu ikan ini tidak pernah diserang penyakit. Di pinggiran kota Jakarta dan Bogor, ikan lele banyak dipelihara Petani, tentu saja untuk konsumsi warga Jakarta dan sekitarnya. Proses budidaya ikan lele juga tidak sesulit budidaya ikan air tawar lainnya. Selain itu, ikan ini tidak mudah diserang penyakit.

Budidaya ikan lele merupakan salah satu usaha di bidang perikanan air tawar yang dapat ditekuni. Proses budidaya yang tidak terlalu sulit, dan permintaan terhadap ikan lele tidak pernah berkurang, membuat budidaya ikan lele dapat menjadi salah satu usaha yang menjanjikan keuntungan di tengah situasi kesulitan ekonomi seperti sekarang. Potensi permintaan lele yang besar masyarakat komoditas ini memiliki peluang baik untuk dikembangkan. Hal tersebut juga didukung manfaat yang bisa di dapat dari lele. Pebisnis di bidang ini bisa memilih diantara usaha pembibitan atau pembesaran. Usaha pembesran memang butuh modal lebih besar bila dibandingkan dengan pembibitan. Namun, untung yang bisa dicapai juga lebih menjanjikan.

Jika dibandingkan ikan konsumsi jenis lainnya, lele tergolong menghasilkan lebih cepat. Lele bisa dipanen sekitar 40 - 50 hari, sementara ikan lain seperti gurame baru bisa menghasilkan sekitar 8 bulan satu kolam lele seluas 400 meter persegi bila ditanami 10.000 ekor benih ukuran 9 cm – 12 cm dan dipelihara selama 40 – 50 hari maka perkiraan panen bisa mencapai  satu ton lele dengan asumsi harga tingkat peternak Rp. 11.000/Kg. Harga di tingkat petani bervariasi antara Rp. 10.500  hingga Rp. 12.000 tergantung juga kepada kondisi dan besar lele. Sementara di tingkat pengecer bisa mencapai harga sekitar Rp. 13.000/kg. Supaya bisa untung ikan yang dipelihara minimal harus berjumlah 10.000 ekor. Jumlah ikan sebanyak itu butuh pakan sebanyak 34 karung. Stok pakan sebanyak itu dipakai dalam satu kali periode usaha. Setiap karung berisi pakan seberat 30 kg. Harga pakan perkarung adalah Rp. 195.000,-.

Pebisnis di bidang ini bisa memilih diantara usaha pembibitan dan pembesaran. Usaha pembesaran memang membutuhkan modal lebih besar bila dibandingkan dengan pembibitan. Namun, untung yang bisa dicapai dari bidang ini juga lebih menjanjikan. Untuk mengeruk sukses di bidang ini, pebisnis harus mengetahui teknik pemeliharaan dan pembesaran lele yang dapat mengisi pangsa pasar. Selain mempengaruhi rasa daging lele, pengetahuan tentang teknik tersebut dapat menciptakan efisiensi dan efekti produksi suatu kolam akan memberikan keuntungan bagi peternak.
     
B.     Tujuan
1.      Perbaikan gizi keluarga
2.      Mengurangi tingkat pengangguran
3.      Meningkatkan taraf hidup dan perbaikan ekonomi
4.      Menciptakan lapangan pekerjaan.

C.    Deskripsi Umum Budidaya Lele
Penyiapan sarana dan peralatan :
Pada minggu ke-16 air harus dalam keadaan jernih kolam, bebas dari pencemaran maupun fitoplankton. Ikan pada usia 7 - 9 minggu kejernihan airnya harus dipertahankan. Pada minggu ke-10, air dalam batas-batas tertentu masih diperbolehkan. Kekeruhan masih menunjukkan kadar bahan padat yang melayang dalam kekeruhan air berdasarkan usia lele (minggu) sesuai angka secchi :
-          Usia 10 – 15 minggu angka secchi 30 – 50
-          Usia 16 – 19 minggu angka secchi 30 – 40
-          Usia 20 – 24 minggu angka secchi 30


Pemeliharaan Pembesaran
1)      Pemupukan
a.       Sebelum digunakan kolam dipupuk dulu. Pemupukan bermaksud menumbuhkan plankton hewani dan nabati yang menjadi makanan alami bagi benih lele.
b.      Pupuk yang digunakan adalah pupuk kandang (kotoran ayam) dengan dosis 500 - 700 gram/m2. dapat pula ditambah urea 15 gram/m2. selanjutnya dibiarkan selama 3 hari.
c.       Kolam diisi kembali dengan air segar. Mula-mula 30 - 50 cm dan dibiarkan selama 1 minggu sampai warna air kolam berubah menjadi coklat atau kehiajauan yang menunjukkan mulai banyak jasad-jasad renik yang tumbuh sebagai makanan alami lele.
d.      Secara bertahap ketinggian air ditambah, sebelum benih lele ditebar.

2)      Pemberian Pakan
a.       Makanan alami Lele
Ø  Makanan alamiah yang berupa Zooplankton, larva, cacing-cacing, dan serangga air.
Ø  Makanan berupa fitoplankton adalah Gomphonema spp (gol. Diatome), Anabaena spp (gol. Cyanophyta), Navicula spp (gol. Diatome), ankistrodesmus spp (gol. Chlorophyta).
Ø  Ikan lele juga menyukai makanan busuk yang berprotein.
Ø  Ikan lele juga menyukai kotoran yang berasal dari kakus.
b.      Makanan Tambahan
Ø  Pemeliharaan di comberan dapat diberi makanan tambahan berupa sisa-sisa makanan keluarga, dan kubis, tulang ikan, tulang ayam yang dihancurkan, usus ayam, dan bangkai.
Ø  Campuran dedak dan ikan rucah (9:1) atau campuran bekatul, jagung, dan bekicot (2:1:1).
Ø  Makanan buatan (Pellet).
1.      Komposisi bahan (% berat) : tepung ikan = 27,00; bungkil kacang kedele = 20,00; tepung terigu = 10,50; bungkil kacang tanah = 18,00; tepung kacang hijau = 9,00; tepung darah = 5,00; dedak = 9,00; Vitamin = 1,00 = 0,500;
2.      Proses pembuatan: Dengan cara menghaluskan bahan-bahan, dijadikan adonan seperti pasta, dicetak dan dikeringkan sampai kadar airnya kurang dari 10%. Penambahan lemak dapat diberikan dalam bentuk minyak yang dilumurkan pada pellet sebelum diberikan kepada lele. Lumuran minyak juga dapat memperlambat pellet tenggelam.
3.      Cara pemberian pakan:
-          Pellet mulai dikenalkan pada ikan lele saat umur 6 minggu dan diberikan pada ikan lele 10 – 15 menit sebelum pemberian makanan yang berbentuk tepung.
-          Pada minggu ke-7 dan seterusnya sudah dapat langsung diberi makanan yang berbentuk pellet.
-          Hindarkan pemberian makan pada saat terik matahari, karena suhu tinggi dapat mengurangi nafsu makan lele.  
3)      Pemberian vaksinasi
Cara-cara vaksinasi sebelum benih diterbarkan:
a.       Untuk mencegah penyakit karena bakteri, sebelum diterbarkan, lele yang berumur 2 minggu dimasukkan dulu ke dalam larutan formalin dengan dosis 200 ppm selama 10 – 15 menit. Setelah divaksninasi lele tersebut akan kebal selama 6 bulan.
b.      Pencegahan penyakit karena bakteri juga dapat dilakukan dengan menyuntik dengan terramycin 1 cc untuk 1 kg induk.
c.       Pencegahan penyakit karena jamur dapat dilakukan dengan merendam lele dalam larutan Miachite Green Oxalate 2,5 – 3 ppm selama 3 menit.


4)      Pemeliharaan Kolam
a.       Kolam diberikan perlakuan pengapuran dengan dosis 25 – 200 gram/m2 untuk memberantas hama dan bibit penyakit.
b.      Air dalam kolam/bak dibersihkan 1 bulan sekali dengan cara mengganti semua air kotor tersebut dengan air bersih yang telah diendapkan 2 malam.
c.       Kolam yang sudah terjangkiti penyakit harus segera dikeringkan dan dilakukan pengapuran dengan dosis 200 gram/m2 selama satu minggu. Tepung kapur (CaO) diterbarkan merata di dasar kolam, kemudian dibiarkan kering lanjut sampai tanah dasar kolam retak-retak.
Hama dan Penyakit
  1. Hama pada lele adalah binatang tingkat tinggi yang langsung mengganggu kehidupan lele.
  2. Di alam bebas dan di kolam terbuka, hama yang sering menyerang lele antara lain: berang-berang, ular, katak, burung, serangga, musang air, ikan gabus dan belut.
  3. Di pekarangan terutama di perkotaan, hama yang sering menyerang hanya katak dan kucing. Pemeliharaan lele secara intensif  tidak banyak diserang hama.
  4. Penyakit parasit adalah penyakit yang disebabkan oleh organisme tingkat rendah seperti virus, bakteri, jamur dan protozoa yang berukuran kecil.

1)      Penyakit karena bakteri Aeromonas hydhropilla dan Pseudomonas hydhropyla.
Bentuk bakteri ini seperti batang dengan polar flage (cambuk yang terletak di ujung batang), dan cambuk ini digunakan untuk bergerak berukuran 0,7 – 0,8 x 1 – 1,5 mikron. Gejala: warna tubuh menjadi gelap, kulit kesat dan timbul pendarahan, bernafas megap-megap di permukaan air. Pengendalian: mememlihara lingkungan perairan agar tetap bersih termasuk kualitas air. Pengobatan melalui makanan antara lain: (1) Terramyccine dengan dosis 50 mg/kg ikan/hari, diberikan selama 7 - 10 hari berturut-turut. (2) Sulphonamid sebanyak 100 mg/kg ikan/hari selama 3 –  4 hari.


2)      Penyakit Tuberculosis
Penyebab: Bakteri Mycobecterium fortoitum. Gejala tubuh ikan berwarna gelap, perut bengkak (karena tubercle/bintil-bintil pada hati, ginjal, dan limfa). Posisi berdiri dipermukaan air, berputar-putar atau miring-miring, bintik putih disekitar mulut dan sirip. Pengendalian: Memperbaiki kualitas air dan lingkungan kolam. Pengobatan: Dengan Terramyccin dicampur dengan makanan 5 – 7,5 gram/100 kg ikan/hari selama 5 – 15 hari.

3)      Penyakit karena jamur/cendawan Saprolegnia
Jamur ini tumbuh menjadi Saprofit pada jaringan tubuh yang mati atau ikan yang kondisinya lemah. Gejala ikan ditumbuhi sekumpulan benang halus seperti kapas, pada daerah luka atau pada ikan yang kondisinya lemah menyerang kepala tutup insang, sirip dan tubuh lainnya. Penyerangan pada telur, maka telur tersebut diliputi benang seperti kapas. Pengendalian: Benih gelondongan dan ikan dewasa direndam pada Malachyte Green Oxalate 2,5 – 3 ppm selama 30 menit dan telur direndam Malachyte Green Oxalate 0,1 – 0,2 ppm selama 1 jam atau 5 – 10 ppm selama 15 meit.

4)      Penyakit Bintik Putih dan gatal/Trichodiniasis
Penyebab: Parasit dari golongan Ciliata, bentuknya bulat, kadang-kadang amboid, mempunyai inti berbentuk tapal kuda, disebut Ichthyophthyrius multifilis, Gejala: (1) Ikan yang diserang sangat lemah dan selalu timbul dipermukaan air; (2) Terdapat bintik-bintik pada permukaan kulit, sirip dan insang; (3) Ikan sering menggosok-gosokkan tubuh pada dasar atau dinding kolam. Pengendalian: air harus selalu dijaga kualitas dan kuantitasnya. Pengobatan: Dengan cara perendaman ikan pada ikan yang terkena infeksi pada campuran larutan Formalin 25 cc/m3 dengan larutan Malachyte Green Oxalate 0,1 gram/m3 selama 12 – 24 jam, kemudian ikan diberi air segar. Pengobatan diulang setelah 3 hari.

5)      Penyakit Cacing Trematoda
Penyebab: cacing kecil gyrodactylus dan Dactylogyrus. Cacing Dactylogyrus menyerang insang, sedangkan cacing gyrodactylus menyerang kulit dan sisrip. Gejala: insang yang dirusak menjadi luka-luka kemudian timbul pendarahan yang akibatnya pernafasan terganggu. Pengendalian: (1) direndam Formalin 250 cc/m3 air selama 15 menit; (2) Methyline Blue 3 ppm selama 24 jam; (3) Mencelupkan tubuh ikan ke dalam larutan Kalium. Permanganat (KmnO4) 0,01% selama 30 menit; (4) memakai larutan NaCl 2% selama 30 menit; (5) dapat juga memakai larutan NH4OH 0,5% selama 10 menit.

6)      Parasit Hirudinae
Penyebab: Lintah Hirudinae, cacing berwarna merah kecoklatan. Gejala: Pertumbuhannya lambat, karena darah terhisap oleh parasit, sehingga menyebabkan anemia/kekurangan darah. Pengendalian: selalu diamati pada saat mengurangi apdat tebar dan dengan larutan Diterex 0,5 ppm 7.2. Hama Kolam/Tambak.
Apabila lele menunjukkan tanda-tanda sakit, harus dikontrol faktor penyebabnya, kemudian kondisi tersebut harus segera diubah, misalnya:
1)      Bila suhu terlalu tinggi, kolam diberi peneduh sementara dan diganti air dengan suhunya yang lebih dingin.
2)      Bila pH terlalu rendah, diberi larutan kapur 10 gram/100 l air.
3)      Bila kandungan gas-gas beracun (H2S, CO2), maka air harus segera diganti.
4)      Bila makanan kurang, harus ditambah dosis makanannya.

Panen
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pemanenan:
1)      Lele dipanen pada umur 50 – 60 hari, kecuali bila dikehendaki, sewaktu-waktu dapat dipanen. Berat rata-rata pada umur tersebut sekitar 150 gram/ekor.
2)      Pemanenan sebaiknya dilakukan pada pagi hari supaya lele tidak terlalu kepanasan.
3)      Kolam dikeringkan sebagian saja dan ikan ditangkap dengan menggunakan seser halus, tangan, lambit, tangguh atau jaring.
4)      Setelah dipanen, biaralah dulu lele tersebut di dalam kolam tong/bak/hapa selama 1-2 hari tanpa diberi makan agar bau tanah dan bau amisnya hilang.

D.    Analisis Ekonomi Budidaya
Lele mempunyai potensi ekonomi yang tinggi sebagai lauk ikan untuk konsumsi, seperti rumah tangga, hotel, restoran, perdagangan antar pulau. Konsumen akhir atau disebut konsumen rumah tangga adalah pembeli-pembeli yang membeli untuk memenuhi keinginan atau kebutuhan individunya. Golongan ini mencakup porsi yang paling besar dalam konsumsi ikan lele.

Budidaya perikanan dimaksudkan untuk mengoperasionalkan pembangunan sistem dan usaha-usaha secara produktif dan efisien menghasilkan berbagai produk perikanan yang memiliki nilai tambah dan daya saing yang tinggi, minimal di pasar domestik. Untuk pencapaian tersebut, kegiatan pengembangan pembudidayaan perikanan juga ditujukan untuk peningkatan produktifitas dan populasi perikanan serta perbaikan taraf hidup dan kesejahteraan masyarakat budidaya perikanan di pedesaan.

Hal itu merupakan upaya pemberdayaan yang menggunakan pendekatan usaha dan dikelola oleh manajemen profesional (business oriented), bukan melakukan kegiatan usaha ekonomi yang produktif, yang pada akhirnya diharapkan dapat memberikan kontribusi dalam peningkatan pendapatan.

Secara umum, tujuan ekonomis yang ingin dicapai adalah:
(1)   Mendorong berkembangnya usaha perikanan berwawasan bisnis,
(2)   Menghasilkan produk perikanan yang berdaya saing,
(3)   Meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan perikanan budiday,
(4)   Mendorong tumbuhnya ekonomi wilayah .
  Sasaran yang ingin dicapai:
(1)   Meningkatkan produksi perikanan,
(2)   Meningkatkan kemampuan pembudidaya perikanan (manajerial dan teknis) dalam mengembangkan usaha.
Hasil yang diharapkan dari kegiatan pengembangan agribisnis perikanan adalah:
(1)   Meningkatnya usaha melalui pengembangan usaha perikanan,
(2)   Meningkatnya pengetahuan tentang manajemen pengelolaan usaha dan masalah teknis perikanan khususnya budidaya lele.

E.     Estimasi Biaya/Anggaran
1)      Biaya Produksi
a.       Lahan
- Perawatan Kolam 5 Petak @ Rp. 60.000               Rp.   300.000,-
b.      Benih ukuran 5 – 7 10.000 ekor @ Rp. 100,-       Rp. 1.000.000,-
c.       Pakan Pellet 781 – 2sp 30 zak @ Rp. 195.000     Rp. 5.850.000,-
d.      Obat-obatan                                                          Rp.    100.000,-
e.       Peralatan :
-          Sikat 1 bh @ Rp. 25.000,-                              Rp.      25.000,-
-          Jaring 1 bh @ Rp. 150.000,-                           Rp.    150.000,-
-          Bak 5 bh @ Rp. 20.000,-                                Rp.    100.000,-
-          Timba/ember 7 bh @ Rp. 10.000,-                  Rp.      70.000,-
-          Alat seleksi 5 bh @ Rp. 7.000,-                      Rp.      35.000,-
-          Selang                                                             Rp.    150.000,-
-          Paralon                                                            Rp.    120.000,-
-          Perawatan alat                                                 Rp.    100.000,-
f.       Lain-lain                                                                Rp.    100.000,-


Jumlah Biaya Produksi                                             Rp. 8.000.000,-
2)      Panen
Harga/Kg lele @ Rp. 11.000,-
Jumlah ikan lele 10.000 ekor benih akan menghasilkan 1.000 kg lele
Jadi, 1.000 Kgx Rp. 11.000 = Rp. 11.000.000,-
Hasil Panen     : Rp. 11.000.000,-
Keuntungan    : Hasil Panen – Biaya Produksi
                        : Rp. 11.000.000,-  Rp. Rp. 8.000.000,-
                        : Rp. 3.000.000,-
Jumlah keuntungan yang diharapkan adalah Rp. 3.000.000,-
http://www.resepkuekeringku.com/2014/11/resep-donat-empuk-ala-dunkin-donut.html http://www.resepkuekeringku.com/2015/03/resep-kue-cubit-coklat-enak-dan-sederhana.html http://www.resepkuekeringku.com/2014/10/resep-donat-kentang-empuk-lembut-dan-enak.html http://www.resepkuekeringku.com/2014/07/resep-es-krim-goreng-coklat-kriuk-mudah-dan-sederhana-dengan-saus-strawberry.html http://www.resepkuekeringku.com/2014/06/resep-kue-es-krim-goreng-enak-dan-mudah.html http://www.resepkuekeringku.com/2014/09/resep-bolu-karamel-panggang-sarang-semut-lembut.html

0 komentar: