A.
Latar Belakang
Budidaya ikan lele, baik dalam
bentuk pembenihan maupun pembesaran mempunyai prospek yang cukup baik.
Permintaan konsumen akan keberadaan ikan lele semakin meningkat. Dengan teknik
pemeliharaan yang baik maka akan diperoleh hasil budidaya yang memuaskan dan
diminati konsumen, ikan lele merupakan salah satu primadona budidaya ikan air
tawar. Permintaannya yang tidak pernah sepi, terutama untuk konsumsi masyarakat
dan warung pecel lele, tidak sesulit ikan air tawar lainnya. Selain itu ikan ini
tidak pernah diserang penyakit. Di pinggiran kota Jakarta dan Bogor, ikan lele
banyak dipelihara Petani, tentu saja untuk konsumsi warga Jakarta dan
sekitarnya. Proses budidaya ikan lele juga tidak sesulit budidaya ikan air
tawar lainnya. Selain itu, ikan ini tidak mudah diserang penyakit.
Budidaya ikan lele merupakan
salah satu usaha di bidang perikanan air tawar yang dapat ditekuni. Proses
budidaya yang tidak terlalu sulit, dan permintaan terhadap ikan lele tidak
pernah berkurang, membuat budidaya ikan lele dapat menjadi salah satu usaha
yang menjanjikan keuntungan di tengah situasi kesulitan ekonomi seperti
sekarang. Potensi permintaan lele yang besar masyarakat komoditas ini memiliki
peluang baik untuk dikembangkan. Hal tersebut juga didukung manfaat yang bisa
di dapat dari lele. Pebisnis di bidang ini bisa memilih diantara usaha
pembibitan atau pembesaran. Usaha pembesran memang butuh modal lebih besar bila
dibandingkan dengan pembibitan. Namun, untung yang bisa dicapai juga lebih
menjanjikan.
Jika dibandingkan ikan
konsumsi jenis lainnya, lele tergolong menghasilkan lebih cepat. Lele bisa
dipanen sekitar 40 - 50 hari, sementara ikan lain seperti gurame baru bisa
menghasilkan sekitar 8 bulan satu kolam lele seluas 400 meter persegi bila
ditanami 10.000 ekor benih ukuran 9 cm – 12 cm dan dipelihara selama 40 – 50
hari maka perkiraan panen bisa mencapai satu ton lele dengan asumsi harga tingkat
peternak Rp. 11.000/Kg. Harga di tingkat petani bervariasi antara Rp.
10.500 hingga Rp. 12.000 tergantung juga
kepada kondisi dan besar lele. Sementara di tingkat pengecer bisa mencapai
harga sekitar Rp. 13.000/kg. Supaya bisa untung ikan yang dipelihara minimal
harus berjumlah 10.000 ekor. Jumlah ikan sebanyak itu butuh pakan sebanyak 34
karung. Stok pakan sebanyak itu dipakai dalam satu kali periode usaha. Setiap
karung berisi pakan seberat 30 kg. Harga pakan perkarung adalah Rp. 195.000,-.
Pebisnis di bidang ini bisa
memilih diantara usaha pembibitan dan pembesaran. Usaha pembesaran memang
membutuhkan modal lebih besar bila dibandingkan dengan pembibitan. Namun,
untung yang bisa dicapai dari bidang ini juga lebih menjanjikan. Untuk mengeruk
sukses di bidang ini, pebisnis harus mengetahui teknik pemeliharaan dan
pembesaran lele yang dapat mengisi pangsa pasar. Selain mempengaruhi rasa
daging lele, pengetahuan tentang teknik tersebut dapat menciptakan efisiensi
dan efekti produksi suatu kolam akan memberikan keuntungan bagi peternak.
B.
Tujuan
1. Perbaikan gizi keluarga
2. Mengurangi tingkat pengangguran
3. Meningkatkan taraf hidup dan perbaikan
ekonomi
4. Menciptakan lapangan pekerjaan.
C.
Deskripsi Umum Budidaya Lele
Penyiapan sarana dan peralatan
:
Pada minggu ke-16 air harus
dalam keadaan jernih kolam, bebas dari pencemaran maupun fitoplankton. Ikan
pada usia 7 - 9 minggu kejernihan airnya harus dipertahankan. Pada minggu
ke-10, air dalam batas-batas tertentu masih diperbolehkan. Kekeruhan masih
menunjukkan kadar bahan padat yang melayang dalam kekeruhan air berdasarkan
usia lele (minggu) sesuai angka secchi :
-
Usia
10 – 15 minggu angka secchi 30 – 50
-
Usia
16 – 19 minggu angka secchi 30 – 40
-
Usia
20 – 24 minggu angka secchi 30
Pemeliharaan Pembesaran
1) Pemupukan
a. Sebelum digunakan kolam dipupuk dulu.
Pemupukan bermaksud menumbuhkan plankton hewani dan nabati yang menjadi makanan
alami bagi benih lele.
b. Pupuk yang digunakan adalah pupuk kandang
(kotoran ayam) dengan dosis 500 - 700 gram/m2. dapat pula ditambah urea 15
gram/m2. selanjutnya dibiarkan selama 3 hari.
c. Kolam diisi kembali dengan air segar.
Mula-mula 30 - 50 cm dan dibiarkan selama 1 minggu sampai warna air kolam
berubah menjadi coklat atau kehiajauan yang menunjukkan mulai banyak
jasad-jasad renik yang tumbuh sebagai makanan alami lele.
d. Secara bertahap ketinggian air ditambah,
sebelum benih lele ditebar.
2) Pemberian Pakan
a. Makanan alami Lele
Ø Makanan alamiah yang berupa Zooplankton,
larva, cacing-cacing, dan serangga air.
Ø
Makanan
berupa fitoplankton adalah Gomphonema spp (gol. Diatome), Anabaena spp
(gol. Cyanophyta), Navicula spp (gol. Diatome), ankistrodesmus spp (gol. Chlorophyta).
Ø Ikan lele juga menyukai makanan busuk yang
berprotein.
Ø Ikan lele juga menyukai kotoran yang
berasal dari kakus.
b. Makanan Tambahan
Ø Pemeliharaan di comberan dapat diberi
makanan tambahan berupa sisa-sisa makanan keluarga, dan kubis, tulang ikan, tulang
ayam yang dihancurkan, usus ayam, dan bangkai.
Ø Campuran dedak dan ikan rucah (9:1) atau
campuran bekatul, jagung, dan bekicot (2:1:1).
Ø Makanan buatan (Pellet).
1. Komposisi bahan (% berat) : tepung ikan =
27,00; bungkil kacang kedele = 20,00; tepung terigu = 10,50; bungkil kacang
tanah = 18,00; tepung kacang hijau = 9,00; tepung darah = 5,00; dedak = 9,00;
Vitamin = 1,00 = 0,500;
2. Proses pembuatan: Dengan cara menghaluskan
bahan-bahan, dijadikan adonan seperti pasta, dicetak dan dikeringkan sampai
kadar airnya kurang dari 10%. Penambahan lemak dapat diberikan dalam bentuk
minyak yang dilumurkan pada pellet sebelum diberikan kepada lele. Lumuran
minyak juga dapat memperlambat pellet tenggelam.
3. Cara pemberian pakan:
-
Pellet
mulai dikenalkan pada ikan lele saat umur 6 minggu dan diberikan pada ikan lele
10 – 15 menit sebelum pemberian makanan yang berbentuk tepung.
-
Pada
minggu ke-7 dan seterusnya sudah dapat langsung diberi makanan yang berbentuk
pellet.
-
Hindarkan
pemberian makan pada saat terik matahari, karena suhu tinggi dapat mengurangi
nafsu makan lele.
3) Pemberian vaksinasi
Cara-cara vaksinasi sebelum
benih diterbarkan:
a. Untuk mencegah penyakit karena bakteri,
sebelum diterbarkan, lele yang berumur 2 minggu dimasukkan dulu ke dalam
larutan formalin dengan dosis 200 ppm selama 10 – 15 menit. Setelah
divaksninasi lele tersebut akan kebal selama 6 bulan.
b. Pencegahan penyakit karena bakteri juga
dapat dilakukan dengan menyuntik dengan terramycin 1 cc untuk 1 kg induk.
c. Pencegahan penyakit karena jamur dapat
dilakukan dengan merendam lele dalam larutan Miachite Green Oxalate 2,5 – 3 ppm
selama 3 menit.
4) Pemeliharaan Kolam
a. Kolam diberikan perlakuan pengapuran
dengan dosis 25 – 200 gram/m2 untuk memberantas hama dan bibit penyakit.
b. Air dalam kolam/bak dibersihkan 1 bulan
sekali dengan cara mengganti semua air kotor tersebut dengan air bersih yang
telah diendapkan 2 malam.
c. Kolam yang sudah terjangkiti penyakit
harus segera dikeringkan dan dilakukan pengapuran dengan dosis 200 gram/m2
selama satu minggu. Tepung kapur (CaO) diterbarkan merata di dasar kolam,
kemudian dibiarkan kering lanjut sampai tanah dasar kolam retak-retak.
Hama dan Penyakit
- Hama pada lele adalah binatang tingkat tinggi yang langsung mengganggu kehidupan lele.
- Di alam bebas dan di kolam terbuka, hama yang sering menyerang lele antara lain: berang-berang, ular, katak, burung, serangga, musang air, ikan gabus dan belut.
- Di pekarangan terutama di perkotaan, hama yang sering menyerang hanya katak dan kucing. Pemeliharaan lele secara intensif tidak banyak diserang hama.
- Penyakit parasit adalah penyakit yang disebabkan oleh organisme tingkat rendah seperti virus, bakteri, jamur dan protozoa yang berukuran kecil.
1) Penyakit karena bakteri Aeromonas hydhropilla dan Pseudomonas hydhropyla.
Bentuk bakteri ini seperti
batang dengan polar flage (cambuk yang terletak di ujung batang), dan cambuk
ini digunakan untuk bergerak berukuran 0,7 – 0,8 x 1 – 1,5 mikron. Gejala:
warna tubuh menjadi gelap, kulit kesat dan timbul pendarahan, bernafas
megap-megap di permukaan air. Pengendalian: mememlihara lingkungan perairan
agar tetap bersih termasuk kualitas air. Pengobatan melalui makanan antara
lain: (1) Terramyccine dengan dosis 50 mg/kg ikan/hari, diberikan selama 7 - 10
hari berturut-turut. (2) Sulphonamid sebanyak 100 mg/kg ikan/hari selama 3 – 4 hari.
2) Penyakit Tuberculosis
Penyebab: Bakteri Mycobecterium fortoitum. Gejala tubuh
ikan berwarna gelap, perut bengkak (karena tubercle/bintil-bintil pada hati,
ginjal, dan limfa). Posisi berdiri dipermukaan air, berputar-putar atau
miring-miring, bintik putih disekitar mulut dan sirip. Pengendalian:
Memperbaiki kualitas air dan lingkungan kolam. Pengobatan: Dengan Terramyccin
dicampur dengan makanan 5 – 7,5 gram/100 kg ikan/hari selama 5 – 15 hari.
3) Penyakit karena jamur/cendawan Saprolegnia
Jamur ini tumbuh menjadi
Saprofit pada jaringan tubuh yang mati atau ikan yang kondisinya lemah. Gejala
ikan ditumbuhi sekumpulan benang halus seperti kapas, pada daerah luka atau
pada ikan yang kondisinya lemah menyerang kepala tutup insang, sirip dan tubuh
lainnya. Penyerangan pada telur, maka telur tersebut diliputi benang seperti
kapas. Pengendalian: Benih gelondongan dan ikan dewasa direndam pada Malachyte
Green Oxalate 2,5 – 3 ppm selama 30 menit dan telur direndam Malachyte Green Oxalate
0,1 – 0,2 ppm selama 1 jam atau 5 – 10 ppm selama 15 meit.
4) Penyakit Bintik Putih dan
gatal/Trichodiniasis
Penyebab: Parasit dari
golongan Ciliata, bentuknya bulat, kadang-kadang amboid, mempunyai inti
berbentuk tapal kuda, disebut Ichthyophthyrius
multifilis, Gejala: (1) Ikan yang diserang sangat lemah dan selalu timbul
dipermukaan air; (2) Terdapat bintik-bintik pada permukaan kulit, sirip dan
insang; (3) Ikan sering menggosok-gosokkan tubuh pada dasar atau dinding kolam.
Pengendalian: air harus selalu dijaga kualitas dan kuantitasnya. Pengobatan:
Dengan cara perendaman ikan pada ikan yang terkena infeksi pada campuran
larutan Formalin 25 cc/m3 dengan larutan Malachyte Green Oxalate 0,1 gram/m3
selama 12 – 24 jam, kemudian ikan diberi air segar. Pengobatan diulang setelah
3 hari.
5) Penyakit Cacing Trematoda
Penyebab: cacing kecil gyrodactylus dan Dactylogyrus. Cacing Dactylogyrus menyerang insang, sedangkan
cacing gyrodactylus menyerang kulit dan sisrip. Gejala: insang yang dirusak
menjadi luka-luka kemudian timbul pendarahan yang akibatnya pernafasan
terganggu. Pengendalian: (1) direndam Formalin 250 cc/m3 air selama 15 menit;
(2) Methyline Blue 3 ppm selama 24 jam; (3) Mencelupkan tubuh ikan ke dalam
larutan Kalium. Permanganat (KmnO4) 0,01% selama 30 menit; (4) memakai larutan NaCl
2% selama 30 menit; (5) dapat juga memakai larutan NH4OH 0,5% selama 10 menit.
6) Parasit Hirudinae
Penyebab: Lintah Hirudinae,
cacing berwarna merah kecoklatan. Gejala: Pertumbuhannya lambat, karena darah
terhisap oleh parasit, sehingga menyebabkan anemia/kekurangan darah.
Pengendalian: selalu diamati pada saat mengurangi apdat tebar dan dengan
larutan Diterex 0,5 ppm 7.2. Hama Kolam/Tambak.
Apabila lele menunjukkan
tanda-tanda sakit, harus dikontrol faktor penyebabnya, kemudian kondisi
tersebut harus segera diubah, misalnya:
1) Bila suhu terlalu tinggi, kolam diberi
peneduh sementara dan diganti air dengan suhunya yang lebih dingin.
2) Bila pH terlalu rendah, diberi larutan
kapur 10 gram/100 l air.
3) Bila kandungan gas-gas beracun (H2S, CO2),
maka air harus segera diganti.
4) Bila makanan kurang, harus ditambah dosis
makanannya.
Panen
Beberapa hal yang perlu
diperhatikan dalam pemanenan:
1) Lele dipanen pada umur 50 – 60 hari,
kecuali bila dikehendaki, sewaktu-waktu dapat dipanen. Berat rata-rata pada
umur tersebut sekitar 150 gram/ekor.
2) Pemanenan sebaiknya dilakukan pada pagi
hari supaya lele tidak terlalu kepanasan.
3) Kolam dikeringkan sebagian saja dan ikan
ditangkap dengan menggunakan seser halus, tangan, lambit, tangguh atau jaring.
4) Setelah dipanen, biaralah dulu lele
tersebut di dalam kolam tong/bak/hapa selama 1-2 hari tanpa diberi makan agar
bau tanah dan bau amisnya hilang.
D.
Analisis Ekonomi Budidaya
Lele mempunyai potensi ekonomi
yang tinggi sebagai lauk ikan untuk konsumsi, seperti rumah tangga, hotel,
restoran, perdagangan antar pulau. Konsumen akhir atau disebut konsumen rumah
tangga adalah pembeli-pembeli yang membeli untuk memenuhi keinginan atau
kebutuhan individunya. Golongan ini mencakup porsi yang paling besar dalam konsumsi
ikan lele.
Budidaya perikanan dimaksudkan
untuk mengoperasionalkan pembangunan sistem dan usaha-usaha secara produktif
dan efisien menghasilkan berbagai produk perikanan yang memiliki nilai tambah
dan daya saing yang tinggi, minimal di pasar domestik. Untuk pencapaian
tersebut, kegiatan pengembangan pembudidayaan perikanan juga ditujukan untuk
peningkatan produktifitas dan populasi perikanan serta perbaikan taraf hidup
dan kesejahteraan masyarakat budidaya perikanan di pedesaan.
Hal itu merupakan upaya
pemberdayaan yang menggunakan pendekatan usaha dan dikelola oleh manajemen
profesional (business oriented), bukan melakukan kegiatan usaha ekonomi yang
produktif, yang pada akhirnya diharapkan dapat memberikan kontribusi dalam
peningkatan pendapatan.
Secara umum, tujuan ekonomis
yang ingin dicapai adalah:
(1) Mendorong berkembangnya usaha perikanan
berwawasan bisnis,
(2) Menghasilkan produk perikanan yang berdaya
saing,
(3) Meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan
perikanan budiday,
(4) Mendorong tumbuhnya ekonomi wilayah .
Sasaran yang ingin dicapai:
(1) Meningkatkan produksi perikanan,
(2) Meningkatkan kemampuan pembudidaya
perikanan (manajerial dan teknis) dalam mengembangkan usaha.
Hasil yang diharapkan dari
kegiatan pengembangan agribisnis perikanan adalah:
(1) Meningkatnya usaha melalui pengembangan
usaha perikanan,
(2) Meningkatnya pengetahuan tentang manajemen
pengelolaan usaha dan masalah teknis perikanan khususnya budidaya lele.
E.
Estimasi Biaya/Anggaran
1) Biaya Produksi
a. Lahan
- Perawatan Kolam 5 Petak @
Rp. 60.000 Rp.
300.000,-
b. Benih ukuran 5 – 7 10.000 ekor @ Rp. 100,- Rp. 1.000.000,-
c. Pakan Pellet 781 – 2sp 30 zak @ Rp.
195.000 Rp. 5.850.000,-
d. Obat-obatan Rp. 100.000,-
e. Peralatan :
-
Sikat
1 bh @ Rp. 25.000,- Rp. 25.000,-
-
Jaring
1 bh @ Rp. 150.000,- Rp. 150.000,-
-
Bak 5
bh @ Rp. 20.000,- Rp. 100.000,-
-
Timba/ember
7 bh @ Rp. 10.000,- Rp. 70.000,-
-
Alat
seleksi 5 bh @ Rp. 7.000,- Rp. 35.000,-
-
Selang Rp. 150.000,-
-
Paralon Rp. 120.000,-
-
Perawatan
alat Rp. 100.000,-
f. Lain-lain Rp. 100.000,-
Jumlah Biaya Produksi Rp.
8.000.000,-
2) Panen
Harga/Kg lele @ Rp. 11.000,-
Jumlah ikan lele 10.000 ekor
benih akan menghasilkan 1.000 kg lele
Jadi, 1.000 Kgx Rp. 11.000 = Rp. 11.000.000,-
Hasil Panen : Rp. 11.000.000,-
Keuntungan : Hasil Panen – Biaya
Produksi
: Rp.
11.000.000,- Rp. Rp. 8.000.000,-
: Rp. 3.000.000,-
Jumlah keuntungan yang diharapkan adalah Rp. 3.000.000,-
0 komentar:
Posting Komentar