Sabtu, 29 April 2017

MAKALAH BIOLOGI

MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD
(PTK di Kelas VIII SMP Negeri 1 Pagelaran)





 




Oleh

GATUT PUJIANTO




 








PENDIDIKAN BIOLOGI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
2012


BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang Masalah
Sekolah merupakan bagian dari sistem pendidikan yang memiliki peran penting dalam upaya meningkatkan mutu pendidikan, didalamnya berlangsung proses pembelajaran yang merupakan kegiatan paling mendasar dalam pendidikan. Proses pembelajaran dilaksanakan sebagai upaya pencapaian tujuan pembelajaran dalam bentuk belajar. Hasil belajar dapat di pengaruhi oleh berbagai faktor yang antara lain kemampuan mengajar guru, materi pembelajaran dan sarana belajar (Sardiman, 2009:143).

1
 
Guru sebagai bagian dari sistem pendidikan di sekolah memiliki tanggung jawab besar sehingga dapat tercapainya tujuan pendidikan. Guru dituntut tidak hanya sekedar sebagai penyaji atau penyampaian pengetahuan kepada para siswa, melainkan juga dituntut untuk mampu membantu siswa dalam mengembangkan keterampilan belajar. Kualitas keberhasilan hasil belajar siswa ditentukan oleh kualitas pengajaran yang diberikan oleh guru yakni bagaimana cara menyajikan dan memberikan informasi agar siswa merasa dilibatkan dalam proses pembelajaran, semua sangat bergantung pada keterampilan yang dimiliki oleh guru. Oleh karena itu pengguna berbagai strategi, metode serta model pembelajaran sangat diperlukan agar dapat membantu berlangsungnya proses pembelajaran sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai. Dalam hal ini guru hendaknya menggunakan metode ataupun model pembelajaran yang tepat dan sesuai dengan kebutuhan materi yang akan disampaikan di kelas dalam proses pembelajaran (Joyce dan Showers. 1992:1).
Tercapainya tujuan pembelajaran yang baik dalam kegiatan pendidikan dan pengajaran, memerlukan usaha tercapainya interaksi yang baik pula antara guru yang mengajar dan peserta didik (murid) yang belajar. Kemampuan guru dalam mengajar sangat berpengaruh terhadap keberhasilan pencapaian tujuan pembelajaran. Dalam menyajikan materi pembelajaran, guru hendaknya menggunakan metode ataupun model pembelajaran yang tepat supaya memudahkan siswa dalam proses pembelajaran dan melibatkan siswa untuk aktif dalam proses pembelajaran. Kenyataannya dilapangan, khususnya dalam mata pelajaran Biologi kegiatan pembelajaran masih dilakukan secara klasikal. Pembelajaran lebih ditekankan pada model yang banyak diwarnai dengan ceramah dan bersifat guru sentris. Hal ini mengakibatkan siswa kurang terlibat dalam kegiatan pembelajaran. Kegiatan siswa hanya duduk, diam, dengan, catat, dan hafal. Kegiatan ini mengakibatkan siswa kurang ikut berpartisipasi dalam kegiatan pembelajaran yang cenderung menjadikan mereka cepat bosan dan malas belajar.

Ketersediaan sarana belajar juga mendukung siswa dalam belajar (Amiria 2011:11). Sarana belajar yang lengkap di sekolah seperti fasilitas intemet sebenarnya sudah sangat mendukung siswa untuk bisa mendapatkan informasi sebagai sumber belajar selain guru. Namun karena terbiasa dengan model pembelajaran konvensional yang cenderung monoton tersebut, siswa menjadi cenderung hanya mengandalkan guru sebagai satu-satunya sumber belajar mereka dan yang lebih buruk lagi kurang memotivasi siswa mencari sumber­sumber belajar di luar sekolah secara mandiri.

Dukungan orang tua sangat diperlukan untuk siswa dalam mencapai hasil, belajar, dukungan orang tua yang baik hendaknya mampu memenuhi kebutuhan belajar anak, misalnya mampu menyediakan sarana belajar yang baik juga memberi dukungan moril yang cukup. Hendaknya orang tua memberi dukungan tidak berlebihan, karena dukungan orang tua yang berlebihan akan membuat anak tidak mandiri, manja serta akan menjadi pemalas.

Dalam proses pembelajaran di sekolah sebagai suatu sistem mempunyai komponen-komponen yang merupakan suatu kesatuan yang saling berhubungan guna mencapai tujuan yang diinginkan (Muhaimin 1991:11). Salah satu komponan pembelajaran yang mutlak adalah model yang digunakan oleh guru dalam pembelajaran yang penggunaannya dapat disesuaikan dengan kebutuhan dan tujuan yang ingin di capai.

Berdasarkan pengalaman pembelajaran yang dilakukan dikelas VIII SMP Negeri 1 Pagelaran diketahui bahwa :
1.      Proses pembelajaran lebih sering dilakukan dengan metode ceramah
2.      Guru belum banyak menggunakan atau menerapkan model pembelajaran dalam pengelolaan kelas. Sebagai akibat dari kedua hal tersebut suasana pembelajaran berjalan monoton, informasi satu arah (teacher centered), siswa tidak aktif, atau cepat bosan, tidak terbangun suasana belajar yang konduksif Akibatnya berdampak kepada, hasil belajar siswa yang 60% masih dibawah KKM (65).
Berdasarkan data yang ada di atas, terlihat bahwa hasil belajar biologi, yang di peroleh siswa masih kurang optimal. Ini terlihat dari jumlah siswa yang memperoleh nilai di atas 65 baru sebanyak 12 siswa dengan persentase 40,00%, di SMP Negeri 1 Pegelaran menetapkan kriteria ketuntasan minimal (KKM) sebesar 65. Berkenaan hal tersebut diatas dirasa perlu upaya mencari cara alternatif model pembelajaran yang dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar biologi oleh siswa. Salah satu model pembelajaran yang diduga cocok untuk menjawab permasalahan ini adalah model pembelajaran kooperatif  tipe STAD.

Keunggulan tipe STAD
Mempunyai beberapa keunggulan (Slavin, 1995:17).
1.         Siswa bekerja sama dalam mencapai tujuan dengan menjunjung tinggi norma-norma kelompok,
2.         Siswa aktif membantu dan memotivasi semangat untuk berhasil bersama,
3.         Aktif berperan sebagai tutor sebaya untuk lebih meningkatkan keberhasilan kelompok
4.         Interaksi antar siswa sering dengan meningkatkan kemampuan mereka dalam berpendapat


Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa diperlukan metode atau model yang melibatkan siswa secara aktif dalam kegiatan belajar dan pembelajaran di kelas. Berdasarkan latar belakang diatas, maka permasalahan yang hendak diangkat adalah "UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MELALUI MODEL PEMBELAJARAN TIPS STAD (Student Teams Achiement Division) OLEH SISWA KELAS VIII.7 SMP  NEGERI 1 PAGELARAN”.  

B.     Indentifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas maka permasalahan dalam penelitian ini dapat diindentifikasikan sebagai berikut:
1.         Pembelajaran bersifat teacher centered yang model pembelajarannya tidak memacu aktivitas belajar pada siswa
2.         Hasil belajar biologi oleh siswa 60% masih di bawah KKM

C.    Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut:
1.      Apakah model pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat meningkatkan aktivitas siswa kelas VIII.7 SMP Negeri 1 Pagelaran Tahun 2012 / 2013
2.      Apakah model pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat meningkatkan hasil belajar oleh siswa kelas VIII.7 Negeri 1 Pagelaran Tahun 2012/2013

D.    Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk :
1.       Mengetahui peningkatan aktivitas siswa kelas VIII.7  SMP Negeri 1 Pagelaran dalam proses pembelajaran biologi dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD
2.      Mengetahui peningkatan hasil belajar oleh siswa VIII.7 SMP Negeri 1 Pagelaran dalam proses pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD
E.     Manfaat Penelitian
Manfaat yang diperoleh dari hasil penelitian ini adalah :
1.      Bagi penulis atau mahasiswa yang memerlukan dapat dijadikan sebagai salah satu model pembelajaran yang nantinya dapat diterapkan pada saat terjun langsung di sekolah
2.      Bagi guru hasil penelitian ini dapat dijadikan alternatif pembelajaran di sekolah guna meningkatkan prestasi belajar siswa.
3.      Bagi siswa dapat memotivasi siswa dalam beraktifitas atau berfikir secara optimal dalam metode kooperatif agar siswa tidak jenuh dan bosan.

F.     Ruang Lingkup Penelitian
Ruang lingkup penelitian ini adalah :
1.    Subyek dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII.7 semester ganjil SMP Negeri 1 Pagelaran tahun pelajaran 2012/2013, sebanyak 30 siswa.
2.    Pembelajaran kooperatif tipe STAD adalah pembelajaran dalam kelompok dengan siswa bekerja sama dalam satu kelompok kecil (4 sampai 5 orang) yang heterogen, untuk menyelesaikan tugas-tugas pembelajaran dikelas.  Tipe STAD ini terdiri dari 5 komponen utama, yaitu presentasi kelas, kegiatan kelompok, evaluasi, pemberian skor individu, dan penghargaan kelompok.
a.       Aktivitas belajar siswa merupakan rangkaian kegiatan yang dilakukan individu untuk mencapai perubahan perilaku. Aktivitas siswa yang diamati dalam penelitian ini adalah aktivitas yang terjadi selama pembelajaran kooperatif tipe STAD.
b.      Hasil belajar yang dimaksud adalah hasil tes formatif yang diberikan selama proses pembelajaran untuk setiap siklus.

G.    Hipotesis Tindakan
Hipotesis tindakan dalam penelitian ini adalah :
1.      Pembelajaran biologi dengan menggunakan model pembelajaran tipe  STAD akan meningkatkan aktivitas belajar pada siswa kelas VIII.7 SMP Negeri 1 Pagelaran tahun pelajaran 2012/2013
2.      Pembelajaran biologi dengan menggunakan tipe STAD dapat meningkatkan hasil belajar oleh siswa kelas VIII.7 SMP Negeri 1 Pagelaran  tahun pelajaran 2012/2013. 


 



BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A.    Aktivitas Belajar
Pembelajaran yang efektif adalah pembelajaran yang memberikan kesempatan belajar sendiri atau aktivitas sendiri. Aktivitas belajar tidak hanya mencatat dan mendengar seperti lazimnya terdapat pada pengajaran tradisional. Pengajaran modern tidak menolak seluruhnya pendapat tersebut namun menitik beratkan pada aktivitas atau keikutsertaan siswa dalam proses pembelajaran. Keikutsertaan siswa dalam proses pembelajaran akan menumbuhkan kegiatan dalam belajar sendiri. Aktivitas belajar diartikan sebagai pengembangan diri melalui pengalaman bertumpu pada kemampuan diri pelajar di bawah bimbingan tenaga pengajar. Menurut (Sardiman. 2006: 99) "Tidak ada belajar kalau tidak ada aktivitas:". Belajar tidak terjadi secara kebetulan tetapi belajar merupakan suatu proses atau aktivitas pemikiran maupun aktivitas fisik, sebagai suatu proses dalam belajar dituntut adanya suatu aktivitas yang harus dilakukan oleh siswa sebagai usaha meningkatkan belajar. Menurut Diedrich dalam Sardiman (2009: 101) membuat suatu daftar yang berisi 177 macam kegiatan belajar siswa antara lain dapat digolongkan sebagai berikut:



8
 
 
1.      Visual activities, Kegiatan-kegiatan visual yaitu : membaca, melihat gambar-gambar, mengamati eksperimen, demonstrasi, pameran, mengamati orang lain bekerja atau bermain
2.      Oral activities, kegiatan lisan seperti : menyatakan, merumuskan, bertanya, memberi saran, mengeluarkan pendapat, wawancara, diskusi, interupsi
3.      Listening activities, sebagai contoh mendengarkan : uraian, percakapan, diskusi, musik, dan pidato
4.      Writing activities, seperti misalnya : menilis cerita, karangan, laporan, angket, menyalin
5.      Drawing activities, misalnya : menggambar, membuat grafik, peta, diagram
6.      Motor activities, yang termasuk di dalamnya antara lain, melakukan percobaan, membuat konstruksi, model merepasi, bermain, berkebun, beternak
7.      Mentral activities, sebagai contoh misalnya : menanggapi, mengingat, memecahkam soal, menganalisis, melihat hubungan mengambil keputusan
8.      Emotional activities, seperti misalnya : menaruh minat, merasa bosan, gembira, bersemangat, bergairah, berani, tenang, gugup.




Menurut Bruner dalam Trianto (2009:38) belajar penemuan sesuai dengan pencarian pengetahuan secara aktif oleh manusia, dan dengan sendirinya memberi hasil yang paling baik. Siswa melakukan kegiatan secara mandiri dengan penuh kesadaran akan pentingnya belajar. Menurut Memes (2001:36), terdapat indikator terhadap aktivitas yang relavan dalam pembelajaran meliputi:
1.      Interaksi anak dalam mengikuti proses belajar mengajar (PBM) dalam kelompok meliputi kegiatan berdiskusi dan bekerjasama dalam menyelesaikan masalah.
2.      Keberanian anak dalam bertanya/mengemukakan pandapat.
3.      Partisipasi anak dalam PBM (melihat dan ikut aktif dalam diskusi).
4.      Motivasi dan kegairahan anak dalam mengikuti PBM (menyelesaikan tugas dan aktif memecahkan masalah).
5.      Hubungan anak dengan anak selama PBM.
6.      Hubungan anak dengan guru selama PBM.

Pada perinsipnya belajar adalah berbuat untuk mengubah tingkah laku dan tindakan yang dialami oleh siswa itu sendiri. Dimyati dan Mujiono (2002 : 7) menyatakan bahwa belajar merupakan tindakan dan perilaku siswa yang kompleks. Sebagai tindakan, maka belajar hanya dialami oleh siswa sendiri.

B.     Hasil Belajar
Belajar merupakan suatu proses untuk mencapai hasil belajar. Menurut Hamalik (2004:27), Belajar merupakan suatu proses, suatu kegiatan dan bukan suatu hasil atau tujuan. Belajar bukan hanya mengingat, akan tetapi lebih luas dari itu, yakni mengalami.

Belajar pada hakikatnya adalah perubahan yang terjadi di dalam diri seseorang setelah berakhirnya aktivitas belajar. Menurut Sardiman (2001:20), Belajar merupakan perubahan tingkah laku atau penampilan, dengan serangkaian kegiatan misalnya dengan membaca, mengamati, mendengarkan, meniru dan lain sebagainya. Abdurrahman (1999:28) mengatakan bahwa : Belajar merupakan proses dari seorang individu yang berupaya mencapai tujuan belajar atau yang disebut hasil belajar, yaitu suatu bentuk perubahan perilaku yang relatif menetap

Menurut Dimyati dan Mudjiono (1999:3), Hasil belajar merupakan hasil dari suatu interaksi tindak belajar dan tindak mengajar. Dari sisi guru, tindak mengajar diakhiri dengan proses evaluasi hasil belajar. Dari sisi siswa, hasil belajar merupakan berakhirnya penggal dan puncak proses belajar. Hasil belajar yang diperoleh siswa setelah mengikuti proses pembelajaran berbeda‑
beda. Perbedaan hasil belajar tersebut disebabkan oleh beberapa faktor. Menurut, Hamalik (2004:.      183), Perbedaan hasil belajar dikalangan para siswa disebabkan oleh berbagai alternatif faktor-faktor, antara lain: faktor kematangan akibat dari kemajuan umur kronologis, latar belakang pribadi masing-masing, sikap dan bakat terhadap suatu bidang pelajaran yang diberikan. Sedangkan menurut Soemanto (1998:20), prestasi belajar anak sangat ditentukan oleh aktivitas yang dilakukan oleh anak itu sendiri. Berdasarkan pendapat di atas, hasil belajar siswa dipengaruhi oleh beberapa faktor, salah satunya adalah aktivitas- aktivitas belajar yang dilakukan oleh siswa mempunvai pengaruh yang besar terhadap hasil belajarnya. Siswa yang aktif cenderung mendapatkan nilai yang tinggi dibandingkan siswa yang kurang aktif.




C.    Pembelajaran Kooperatif (Cooperative Learning/CL) Model STAD
Pembelajaran kooperatif merupakan suatu model pengajaran dimana siswa belajar dalam kelompok-kelompok kecil yang memiliki tingkat kemampuan berbeda. Dalam menyelesaikan tugas kelompok, setiap anggota saling bekerja sama dan membantu untuk memahami suatu bahan pembelajaran. Belajar belum selesai jika salah satu teman dalam kelompok belum menguasai bahan pembelajaran oleh Katz (Dalam Sudirman, 2009: 143).
1.      Landasan Teoritik
Apabila anda baca modul yang berjudul: “Landasan Teori dalam Pengembangan Model-model Pengajaran”,  maka model pembelajaran kooperatif ini dikembangkan berdasarkan teori belajar kognitif konstruk. Hal ini terlihat pada salah satu teori Vygotsky, yaitu tentang penekanan pada hakikat sosiokultural dari pembelajaran. Vygotsky yakin bahwa fungsi mental yang lebih tinggi pada umumnya muncul dalam percakapan atau kerjasama antar individu sebelum fungsi mental yang lebih tinggi itu terserap ke dalam individu tersebut. Implikasi dari teori Vygotsky ini dikehendakinya susunan kelas berbentuk pembelajaran kooperatif.

Penerapan model pembelajaran kooperatif ini juga sesuai dengan yang dikehendaki oleh prinsip-prinsip CTL (contextual teaching and learning), yaitu tentang learning community. Untuk lebih jelasnya, anda dapat membacanya pada subjudul Teori Konstruktivis Berta subjudul Pengajaran dan Pembelajaran Kontekstual (Lie 2003: 12).



2.      Tujuan Hasil Belajar Siswa
Model pembelajaran kooperatif sangat berbeda dengan pengajaran langsung. Disamping model pembelajaran kooperatif dikembangkan untuk mencapai hasil belajar akademik, model pembelajaran kooperatif juga efektif untuk mengembangkan keterampilan sosial siswa. Beberapa ahli berpendapat bahwa model ini unggul dalam membantu siswa memahami konsep-konsep yang sulit. Para pengembang model ini telah menunjukkan bahwa model struktur penghargaan kooperatif telah dapat meningkatkan penelitian siswa pada belajar akademik dan perubahan norma yang berhubungan dengan hasil belajar. Dalam banyak kasus, norma budaya anak muda sebenarnya tidak menyukai siswa-siswa yang ingin menonjol secara akademis. Robert Salvin dan pakar lain telah berusaha untuk mengubah norma ini melalui penggunaan pembelajaran kooperatif (Stavin dalam Etin dan Raharjo 2007:4).

Di samping mengubah norma yang berhubungan dengan hasil belajar, pembelajaran kooperatif dapat memberi keuntungan baik pada siswa kelompok bawah maupun kelompok atas yang bekerja bersama menyelesaikan tugas-tugas akademik. Siswa kelompok atas akan menjadi tutor bagi siswa kelompok bawah, jadi memperoleh bantuan khusus dari teman sebaya, yang memiliki orientasi dan bahasa yang sama. Dalam proses tutorial ini, siswa kelompok atas akan meningkatkan kemampuan akademiknya karena memberi pelayanan sebagai tutor membutuhkan pemikiran lebih mendalam tenteng hubungan ide-ide yang terdapat didalam materi tertentu (Lie (2007:12).
Tujuan penting lain dari pembelajaran kooperatif adalah untuk mengajarkan kepada siswa keterampilan kerjasama dan kolaborasi. Keterampilan ini amat penting untuk dimiliki di dalam masyarakat di mana banyak orang dewasa sebagian besar dilakukan dalam organisasi yang saling bergantung satu sama lain dan di mana masyarakat secara budaya semakin beragam

Sementara itu, banyak anak muda dan orang dewasa masih kurang dalam keterampilan sosial. Situasi ini dibuktikan dengan begitu sering pertikaian kecil antara individu dapat mengakibatkan tindakan kekerasan atau betapa sering orang menyatakan ketidakpuasan pada saat diminta untuk bekerja dalam situasi kooperatif  (Abdurahman dan. Bintoro dalam Nurhadi,  2004: 60).

D.    Keterampilan Kooperatif
Dalam pembelajaran kooperatif tidak hanya mempelajari materi saja, namun siswa juga harus mempelajari keterampilan-keterampilan khusus yang disebut keterampilan kooperatif. Keterampilan kooperatif ini berfungsi untuk melancarkan hubungan kerja dan tugas. Peranan hubungan kerja dapat dibangun dengan mengembangkan komunikasi antar anggota kelompok. Sedangkan peranan tugas dilakukan dengan berbagai tugas antara anggota kelompok selama kegiatan (Syarif Hidayat 2009: 15).



Keterampilan keterampilan kooperatif tersebut antara lain sebagai berikut (Lundgren, 1994: 11):
1.      Keterampilan kooperatif tingkat awal, meliputi :
a.      menggunakan kesepakatan
b.      menghargai kontribusi
c.      mengambil giliran dan berbagi tugas
d.     berada dalam kelompok
e.      berada dalam tugas
f.       mendorong partisipasi
g.      menyelesaikan tugas pada waktunya
h.      menghormati perbedaan individu

2.      Keterampilan kooperatif tingkat menengah, meliputi :
a.         menunjukkan penghargaan dan simpati
b.        mengungkapkan ketidak setujuan dengan cara yang dapat diterima
c.         mendengarkan dengan aktif
d.        bertanya
e.         membuat ringkasan
f.         menafsirkan
g.        mengatur dan mengorganisir
h.        menerima tanggung jawab
i.          mengurangi ketegangan



3.      Keterampilan kooperatif tingkat mahir, meliputi
a.         Mengelaborasi
b.        Memeriksa dengan cermat
c.         Menanyakan kebenaran
d.        Menetapkan tujuan
e.         Berkompromi

4.      Lingkungan belajar untuk pembelajaran kooperatif dicirikan oleh proses demokrasi dan peran aktif siswa dalam menentukan apa yang harus dipelajari dan bagaimana mempelajarinya. Guru menerapkan suatu struktur tingkat tinggi dan membentuk kelompok dan mengidentifikasi semua prosedur, namun siswa diberi kebebasan dalam mengendalikan dari waktu ke waktu di dalam kelompoknya. Jika pelajaran pembelajaran kooperatif ingin menjadi sukses, materi pembelajran yang lengkap harus tersedia di ruangan guru atau di perpustakaan atau di pusat media.
Keberhasilan juga menghendaki syarat dari menjauhkan kesalahan tradisional, yaitu secara ketat mengelola tingkah laku siswa dalam kerja kelompok.

Selain unggul dalam membantu siswa memahami konsep-konsep sulit, model ini sangat berguna untuk membantu siswa menumbuhkan kemampuan kerjasama, berfikir kritis, dan kemampuan membantu teman (Nur, M 2000: 21).



Beberapa persiapan-persiapan yang perlu dilakukan sebelum kegiatan pembelajaran tipe STAD antara lain :
1.      Perangkat pembelajaran
Sebelum melaksanakan kegiatan pembelajaran perlu dipersiapkan perangkat pembelajaran meliputi Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), Buku siswa, Lembar Kegiatan Siswa (LKS) beserta lembar jawabannya.
2.      Membentuk kelompok kooperatif
Menentukan anggota kelompok diusahakan agar kemampuan siswa dalam kelompok heterogen dan kemampuan antar satu kelompok dengan kelompok lainnya relatif heterogen
3.      Menentukan skor awal
Skor awal dapat digunakan dalam kelas kooperatif adalah nilai Mangan sebelumnya. Skor awal dapat berubah setelah adanya. kuis
4.      Pengaturan tempat duduk
Mengatur tempat duduk dalam kelas kooperatif perlu juga, diatur dengan baik, hal ini dilakukan untuk menjunjung keberhasilan pelaksanaan kooperatif apabila tidak ada, pengaturan tempat duduk dapat menimbulkan kekacauan yang menyebabkan gagalnya pembelajaran peda, kelas kooperatif


5.      Kerja kelompok
Untuk mencegah adanya hambatan pada pembelajaran kooperatif tipe STAD, terlebih dahulu diadakan latihan kerja kelompok. Hal ini bertujuan untuk lebih jauh mengenal masing-masing individu dalam kelompok.

Kooperatif tipe STAD
Student Teams Achievement Division (STAD) merupakan jenis pembelajaran kooperatif yang paling sederhana (Nur dalam Trianto 2009:68-70). Dalam STAD siswa dikelompokkan menjadi beberapa kelompok dengan anggota 4-5 orang, dan setiap kelompok haruslah heterogen. Guru menyajikan pembelajaran dan kemudian siswa bekerja dalam tim mereka untuk memastikan bahwa seluruh anggota tim telah mengusai pelajaran tersebut. Akhirnya, seluruh siswa dikenai kuis tentang materi itu, dan pada saat kuis ini mereka tidak boleh saling membantu. Skor siswa dibandingkan dengan rata-rata skor mereka yang lalu mereka sendiri dan poin diberikan berdasarkan pada seberapa jauh siswa menyampaikan atau melampaui prestasinya yang lalu.


 



BAB III
METODE PENELITIAN

A.    Setting Penelitian
1.      Lokasi penelitian
Penelitian tindakan kelas ini akan dilaksanakan di SMP Negeri 1 Pagelaran
2.      Kelas yang digunakan sebagai subjek penelitian adalah kelas VIII.7 dengan jumlah siswa 30 orang
3.      Mata pelajaran
Mata pelajaran yang digunakan sebagai materi penelitian adalah ilmu pengetahuan alam Biologi semester ganjil
4.      Waktu penelitian        
Penelitian tindakkan kelas dilaksanakan mulai bulan Oktober sampai November 2012. Penelitian terdiri dari 3 siklus, dan setiap siklus direncanakan dari 2 kali pertemuan.

B.     Faktor yang diteliti
Faktor yang diteliti dalam penelitian ini adalah:
1.            Aktivitas belajar siswa diteliti melalui observasi pada saat pembelajaran berlangsung.


19
 

 

2.            Hasil belajar siswa adalah hasil yang dilihat dari tes pada akhir dari setiap siklus.

C.    Rencana Tindakan
Penelitian tindakan terdiri atas empat tahapan yang dilakukan tahap tiap siklus yaitu (a) perencanaan (b) pelaksanaan (c) observasi dan (d) refleksi.
Tahapan rencana penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut.














Model penelitian tindakan (Arikunto, 2007:6)



D.    Pelaksanaan Penelitian
Penelitian tindakan kelas ini terdiri dari 3 siklus, dalam 3 kali pertemuan dengan rincian sebagai berikut:
Siklus 1
1.      Perencanaan
a.       Menetapkan konsep yang akan diajarkan yaitu pertumbuhan dan perkembangan.
b.      Membuat silabus
c.       Membuat RPP
d.      Membuat LKS
e.       Membuat perangkat tes

2.      Pelaksanaan
a.       Guru membentuk kelompok yang terdiri dari 5 orang untuk tiap kelompok
b.      Guru menjelaskan tentang konsep yang telah ditetapkan
c.       Guru membagi lembar kerja dan siswa melaksanakan diskusi beberapa kelompok
d.      Siswa berdiskusi menggunakan LKS yang diberikan oleh guru
e.       Beberapa kelompok mempresentasikan hasil diskusi, guru mengobservasi dan memberikan penelitian serta menyimpulkan materi
f.       Diakhir siklus diadakan refleksi dari guru mitra dan penelitian untuk mengkaji strategi pembelajaran dan aktivitas siswa selama pembelajaran dengan tindakan dalam siklus 1 untuk acuan rencana siklus berikutnya
3.      Pengamatan (observasi)
Pengamatan dilakaan oleh 2 orang guru sebagai observer. Satu orang sebagai observer proses pembelajaran dan satu guru sebagai observer aktivitas siswa.

4.      Refleksi
Refleksi meliputi kegiatan analisis, memahami dan membuat kesimpulan berdasarkan hasil pengamatan dengan menganalisis hasil tes dapat ditarik kesimpulan tentang perkembangan kemajuan dan kelemahan yang terjadi dan selanjutnya dijadikan dasar perbaikan pada siklus berikutnya. Setiap akhir siklus diadakan tes untuk mengambil hasil belajar.

Siklus II dan III
Pada siklus II dan III pelaksanaannya sama dengan siklus I. Pada siklus II memperhatikan hasil dari siklus I dan pada, sklus III memperhatikan hasil dari siklus II

E.     Data Penelitian
Data dalam penelitian ini terdiri dari
a.       Aktivitas siswa, yaitu data yang diperoleh dari observasi terhadap aktivitas belajar siswa selama pembelajaran berlangsung, yang dihimpun dari siklus I sampai dengan III
b.      Data hasil belajar siswa yaitu data yang diperoleh dari hasil belajar berupa nilai tes yang diberikan setiap akhir siklus. Tes menggunakan pilihan jamak dengan alternatif sebanyak 10 soal.

F.     Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dilakukan melalui lember observasi serta catatan lapangan.
1.      Observasi
Observasi dilakukan untuk mengamati aktivitas belajar siswa dalam kegiatan pembelajaran selama pelatian sebagai upaya untuk mengetahui kesesuaian antara perencanaan dan pelaksanaan tindakan.
Aktivitas on task siswa
1.      Berdiskusi memecahkan masalah
Indikator :
1)      memberi pendapat
2)      meminta pendapat
3)      menghargai pendapat
2.      Bekerjasama mengerjakan LKS
Indikator
1)      ikut terlibat dalam mengerjakan LKS
2)      mengerjakan LKS sesuai dengan petunjuk
3)      mengerjakan LKS bersama dengan teman satu kelompok
3.      Keberanian dalam bertanya dan mengungkapkan pendapat Indikator
1)      bahasa yang digunakan logis
2)      penyampaian pendapat atau pertanyaan tidak berbata-bata
3)      bertanya atau berpendapat sesuai dengan materi pembelajaran
4.      Partisipasi siswa dalam pembelajaran Indikator :
1)      melihat petunjuk guru dan LKS
2)      mengikuti petunjuk guru dan LKS
3)      memahami petunjuk guru dan LKS

Lembar observasi yang digunakan dalam pengambilan data aktivitas siswa pada saat pembelajaran adalah sebagai berikut :
Tabel 1 : Data aktivitas siswa pada proses pembelajaran
No
Nama
Siswa
AspekAkdvitis
1
2
3
4
AK
CK
KA
AK
CK
KA
AK
CK
KA
AK
CK
KA
1













2













3













4














Kriteria Skor : Aktif (AK)= jika 3 indikator yang terlaksana atau lebih. Cukup aktif (CK)= jika 2 indikator yang terlaksana. Kurang aktif (KA)= jika hanya 1 indikator yang terlaksana.

2.      Instrumen Hasil Belajar
Tes dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui tingkat keberhasilan siswa. Setelah diberikan pelajaran melalui model pembelajaran kooperatif tipe STAD. Nilai diambil dari hasil tes yang dilakukan pada setiap akhir siklus. Bentuk tes yang digunakan yaitu tes tertulis berupa soal pilihan jamak.
Hasil tes seluruh siswa di rata-rata, kemudian dijadikan data tiap siklus yang akan dibandingkan dengan rata-rata hasil tes siklus berikutnya.



3.      Indikator Penelitian
Penelitian akan dihentikan dan dinyatakan berhasil bila :
a.       Aktivitas siswa dalam pembelajaran meningkat dari siklus ke siklus
b.      Hasil belajar biologi oleh siswa mencapai 60% dari KKM yang ditetapkan yaitu 65
4.      Lembar observasi pengelolaan pembelajaran
Nama Sekolah            : SMP Negeri 1 Pagelaran
Nama Guru                : Gatut Pujianto 
Mata Pelajaran           : IPA Biologi
Tanggal                      :
Pukul                          :          
Kompetensi Dasar     : Menganalisis pentingnya pertumbuhan dan
  perkembangan pada makhluk hidup
Pertemuan ke             :
Petunjuk                     : Daftar pengelolaan pembelajaran berikut ini
berdasarkan prinsip pembelajaran kooperatif yang dilakukan guru didalam kelas. Berikan penilaian

No
Aspek Yang Diamati
Penilaian
I
Persiapan (secara keseluruhan)
1
2
3
4
II
Pelaksanaan
A.    Pendahuluan
1.      Menyampaikan tujuan pembelajaran
2.      Memotivasi siswa
3.      Mengaitkan pembelajaran dengan pengetahuan awal siswa / prasyarat
B.     Kegiatan inti
1.      Mempersiapkan materi pokok yang mendukung tugas belajar kelompok dengan cara demokrasi atau teks
2.      Mengatur siswa dalam kelompok‑kelompok belajar
3.      Membimbing siswa mengerjakan LKS dengan benar
4.      Mendorong dan membimbing dilakukannya keterampilan kooperatif oleh siswa
-          Mengajukan pertanyaan
-          Menjawab pertanyaan / menanggapi
-          Menyampaikan ide/pendapat
-          Tidak berada dalam tugas
5.      Mengawasi setiap kelompok secara bergiliran
6.      Memberi bantuan kepada kelompok yang mengalami kesulitan
7.      Memberikan resitasi / umpan balik
C.     Penutup
1.      Membimbing siswa membuat, rangkuman
2.      Mengumumkan pengakuan atau penghargaan
3.      Memberi tugas rumah


……
……
……


……


……

……

……

……
……
……
……
……

……

……

……
……

……


……
……
……


……


……

……

……

……
……
……
……
……

……

……

……
……

……


……
……
……


……


……

……

……

……
……
……
……
……

……

……

……
……

……


……
……
……


……


……

……

……

……
……
……
……
……

……

……

……
……

……
III
Penggunaan waktu
……
……
……
……
IV
Suasana kelas
-          Berpusat pada siswa
-          Siswa antusias
-          Guru antusias

……
……
……

……
……
……

……
……
……

……
……
……
(Ibrahim, 2000:13)

Keterangan
1.      Tidak baik
2.      Kurang baik
3.      Cukup
4.      Baik
Pengamat



( …………………….)

http://www.resepkuekeringku.com/2014/11/resep-donat-empuk-ala-dunkin-donut.html http://www.resepkuekeringku.com/2015/03/resep-kue-cubit-coklat-enak-dan-sederhana.html http://www.resepkuekeringku.com/2014/10/resep-donat-kentang-empuk-lembut-dan-enak.html http://www.resepkuekeringku.com/2014/07/resep-es-krim-goreng-coklat-kriuk-mudah-dan-sederhana-dengan-saus-strawberry.html http://www.resepkuekeringku.com/2014/06/resep-kue-es-krim-goreng-enak-dan-mudah.html http://www.resepkuekeringku.com/2014/09/resep-bolu-karamel-panggang-sarang-semut-lembut.html

0 komentar: